Monday, March 20, 2006

kisah ttg seorang sahabatku

aku pernah punya teman, setahun aku mengenalnya tanpa perasaan apa2. kemudian makin lama aku merasa dekat dengannya, anehnya kedekatan itu dihiasi dengan pertengkaran yang selalu terjadi dalam pertemuan kami. tak satupun dari pertemuan kami yang luput dari kata2 "bertengkar." hehe aneh emang, dekat diibaratkan dengan bertengkar yang dlm tanda kutip, bertengkar itu bukan seperti bertengkar dengan musuh, tapi pertengkaran yang aneh dari anak2 yg dah gede tapi msh spt anak kecil. suatu hari (-+tiga bulan terakhir aku dekat dengannya) aku merasakan sesuatu yang luar biasa, al :
  • ketika dia mau mengakhiri telpnya, aku merasa aneh, tak seperti sebelumnya, merasa ... kehilangannya
  • ketika dia dateng, aku merasa hidupku hari itu sudah lengkap, dan entah kenapa aku merasa riang dan ceria sekali (meski diwarnai dengan pertengkaran kami yg tak ada ujungnya)
  • ketika mau tidur, aku selalu mengingatnya bahkan mau ujian sekalipun, dan tak tau kenapa aku merasa dia juga memikirkan aku, bahkan aku sakit pun dia juga sakit, entah kebetulan entah bukan
  • aneh ... :-/

tapi ... bagaimanapun juga aku ... waktu itu ... sudah punya seseorang yg selalu mencintaiku, menjagaku, menjadi pacarku. parahnya pernah sesekali dia membaca sms dari temenku itu, kemudian dia menanyakannya padaku "kenapa temenmu ini perhatian sekali ama kamu" whaddup ... aku mulai menemukan suatu kesalahan dalam tingkahku. malamnya selama dua hari aku berpikir, mencoba memahami, mencoba menggali seluruh keberanianku, menggali rasaku jauh ... jauh ... deep in inside my heart and my feeling. ternyata memang aku salah, yah ... aku salah besar karena telah memikirkannya selama tiga bulan terakhir (waktu itu), tak seharusnya aku lakukan, karena aku sudah mendapatkan seseorang yang lebih baik, gak hanya itu, aku juga jauh lebih mengenal pacarku dari pada temanku itu, yang selama ini mengenalku sebagai musuhnya (hehe sahabat_red).

kemudian ... aku mencoba mengungkapkan semua padanya, mengungkapkan perasaanku, hehe ... biarlah dikatakan memulai, yang jelas aku cuma bilang klo selama ini "aku memikirkanmu" dan hal itu gak boleh diterusin, jadi ... better kalo kita ga ketemuan lagi, bahkan ga berteman lagi ajah, karena aku yakin kau jg punya rasa sama (maaf kalo kali ini aku GR) tapi aku bisa membaca dari mata hatimu, kau boleh jujur ato sebaliknya. anyway ... aku minta maaf atas semuanya. pertama ... dia seperti tak bisa menerima keputusanku itu, dia menutup telpnya langsung, dan mengatakan "beruntunglah cowokmu gak jadi aku." kucoba menerima kata2 yang pahit itu, bahkan lebih dari itu, tapi hatiku sakit, aku menangis, sepertinya memang ada sesuatu yang mestinya tak ada dalam hati kita. toh kita hanya teman ato bahkan sering kita sebut sebagai musuh. kuharap kau haturkan maafku juga pada ibu dan kakakmu yang pernah bicara lembut padaku. makasih atas semuanya.

ehm ... akhirnya ... sekarang aku merasa lega, tak dihantui ketakutan dan aku berharap segalanya berjalan dengan jauh lebih baik, buatku, buatmu, dan buat semuanya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home