Friday, May 05, 2006

cintailah negeri sendiri

Demokrasi pertama kali ada ketika jaman Rosulullah, pertama kali diterapkan dalam hal sholat berjamaah. Semua makmum tak pandang bulu, bisa menempati tempat yg sama, hanya tergantung pada awal atau akhir mereka datang ke mushola atau masjid.

  • Presiden, gubernur, polisi, guru, rakyat jelata atau siapa saja bisa menempati shaf sama dalam sholat berjamaah, hanya kedatangan merekalah yg menentukan di depan atau belakang sebuah shaf. Kalau imam rukuk semua makmum ikut rukuk, demikian pula sujud dan lainnya. Kalau imam cepat makmum pun mengikuti cepat (krn kalau lambat ya telat, hehe) demikian sebaliknya, makmum takkan cepat sholatnya apabila imamnya lambat. Seorang imam adalah pemimpin dari setiap makmumnya, menjadi presiden atau perdana menteri sekejap dalam sholat jamaahnya, dan menjadi kholifah sementara dalam jamaah yg dipimpinnya, menjadi sopir pada setiap penumpangnya.

Tapi sekarang demokrasi menjadi sesuatu yg sering disalah gunakan, menjadi over dosis atau anarkis. Merusak atau menghancurkan segalanya yang mereka bisa ketika melakukan demonstrasi, padahal tanpa kesadaran penuh, tanpa mereka pikirkan bahwa itu semua adalah salah satu kekayaan negara yang miskin ini. Dengan menghancurkannya, berarti mereka pun menghancurkan kekayaan negeri yang puruk ini.

Hubbul wathon minal iman.

Cinta tanah air merupakan sebagian dari iman, tapi demokrasi sekarang jarang sekali memikirkan untuk cinta atau sayang pada alam sekitar yaitu negeri yang sudah semakin miskin ini.